Laos, HARIANRAKYAT - Para Menteri Luar Negeri ASEAN mengadakan pertemuan ASEAN Foreign Ministers' (AMM) Retreat di Luang Prabang, Laos, pada 29/1. Pertemuan pertama tingkat Menlu di bawah keketuaan Laos tersebut antara lain menyepakati dilanjutkannya hasil-hasil keketuaan Indonesia tahun sebelumnya.
“Beberapa hal yang disepakati dari pertemuan AMM Retreat antara lain adalah keberlanjutan berbagai deliverables keketuaan Indonesia tahun lalu, termasuk dukungan atas kelanjutan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) dan kelanjutan pelaksanaan ASEAN Human Rights Dialogue," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan pers usai pertemuan.
Selain itu, pertemuan juga sepakat melanjutkan pengarusutamaan agenda maritim di ASEAN guna mendorong stabilitas dan kerja sama maritim kawasan, termasuk blue economy dan penyelenggaraan ASEAN Maritime Forum (AMF)/Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF).
Kesepakatan lainnya adalah melanjutkan pengarusutamaan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) di berbagai ASEAN-led mechanisms. Dalam hal ini, Concept Note on AOIP-based Comprehensive Regional Architecture dari Indonesia telah disetujui untuk dibahas lebih lanjut.
Pertemuan juga menyepakati dukungan terhadap rencana Trilateral Summit China, Japan, ROK. Terkait Palestina, pertemuan sampaikan keprihatinan dan seruan penghentian kekerasan dan gencatan senjata segera di Gaza, mengutuk keras aksi kekerasan terhadap rakyat sipil, dukungan terhadap two-state solution, dan mendesak Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional terkait Gaza.
Pertemuan AMM Retreat terbagi ke dalam dua sesi, yaitu Sesi I yang membahas prioritas Laos sebagai Ketua ASEAN dan tindak lanjut dari KTT sebelumnya, termasuk diantaranya implementasi 5PC, dan Sesi II yang membahas situasi kawasan dan internasional.
Pada Sesi I, Indonesia antara lain sampaikan dukungan terhadap keketuaan Laos tahun ini. Indonesia juga garis bawahi beberapa hal penting yang perlu ditindaklanjuti di bawah keketuaan Laos.
Terkait situasi Myanmar, Indonesia antara lain menyambut baik komitmen ulang para Menlu ASEAN untuk menjadikan 5PC sebagai referensi utama upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis. Indonesia juga menyampaikan semua catatan penanganan isu Myanmar selama keketuaan Indonesia tahun lalu telah disampaikan ke Laos sebagai Ketua tahun ini.
“Indonesia juga mengharapkan tidak terjadinya permissive actions yang dapat hambat atau memundurkan implementasi 5PC. Engagement dengan stakeholders harus dilakukan secara cermat agar tidak secara politis dikapitalisasi oleh stakeholder tertentu," ujar Menlu.
Indonesia menyampaikan kesiapannya untuk berkontribusi melalui mekanisme troika. Diskusi di dalam mekanisme troika ini diharapkan tidak hanya terbatas pada konsultasi, namun juga mencakup koordinasi bantuan kemanusiaan dan fasilitasi dialog yang inklusif.