Direktur Promosi dan Edukasi Gizi BGN: Program MBG Dorong Terciptanya Ekosistem yang Mendukung Kedaulatan Pangan

FOTO : Direktur Promosi dan Edukasi Gizi Badan Gizi Nasional, Khairul Hidayati dalam acara Ruang Empati dan Ko-Kreasi “Mengintip Peluang dan Tantangan Kedaulatan Pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis” di Jakarta. Jumat, (13/12/24)

Viozzy

Jakarta, HARIANRAKYAT -- Salah satu aspek kunci dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), adalah tantangan kedaulatan pangan, serta strategi pelibatan produsen pangan lokal, seperti petani dan nelayan, yang menjadi pilar utama dalam keberhasilan program ini. 

Demikian dikatakan Direktur Promosi dan Edukasi Gizi Badan Gizi Nasional, Khairul Hidayati dalam acara Ruang Empati dan Ko-Kreasi “Mengintip Peluang dan Tantangan Kedaulatan Pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis” di Jakarta. Jumat, (13/12/24)

Khairul Hidayati mengatakan, program MBG bukan hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem yang mendukung kedaulatan pangan.

Menurutnya, dengan memanfaatkan bahan baku lokal dari petani dan nelayan, kita bukan hanya memastikan kualitas dan keberlanjutan program ini, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mereka sebagai produsen pangan utama bangsa.

"Tantangan yang kita hadapi dalam mewujudkan kedaulatan pangan melalui program MBG ini adalah sebuah panggilan untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas. Dengan semangat gotong-royong dan kolaborasi yang kuat, kita akan mampu mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam pangan sekaligus menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas"kata Khairul.

Khairul menjelaskan, salah satu tantangan utama adalah memastikan pasokan bahan baku lokal yang konsisten, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Petani dan nelayan seringkali menghadapi kendala cuaca, infrastruktur, serta fluktuasi harga pasar yang dapat memengaruhi hasil produksi mereka.

"Banyak produsen pangan lokal masih memerlukan pendampingan dalam hal teknik pertanian dan perikanan yang berkelanjutan, pengelolaan pascapanen, dan akses terhadap teknologi modern. Tanpa penguatan kapasitas ini, sulit untuk memenuhi standar yang dibutuhkan oleh program MBG" ujarnya.

"Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai hub penyedia bahan baku perlu memiliki sistem pengelolaan yang efisien, transparan, dan berbasis data. Hal ini untuk memastikan bahwa bahan baku yang berasal dari produsen lokal dapat didistribusikan dengan tepat waktu dan sesuai kebutuhan" sambungnya.

Khairul mengatakan, keterlibatan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, hingga sektor swasta, diperlukan untuk menciptakan sinergi dalam program ini.

Khairul menjelaskan pihaknya bersama kementerian terkait akan melakukan pemetaan produsen pangan lokal di wilayah yang menjadi target program MBG. Setelah itu, pendampingan intensif akan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mereka.

Menurutnya, selain menyediakan makanan bergizi, edukasi tentang pentingnya mengonsumsi pangan lokal juga perlu digencarkan. Ini untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung produsen pangan lokal.

"Program MBG juga dilengkapi dengan mekanisme monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan program berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan"tandasnya.


BACA JUGA :

www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers