Telkom Dukung Restorasi Pesisir Lombok Utara Lewat Penanaman 10.000 Bibit Mangrove

FOTO : Program restorasi ekosistem pesisir melalui penanaman 10.000 bibit mangrove jenis Avicennia Marina di kawasan terdampak abrasi Sigar Penjalin, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu yang lalu.

Jyg

Lombok Utara, HARIANRAKYAT – Dalam upaya memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan (Environmental, Social, Governance/ESG) pada pilar lingkungan, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melaksanakan program restorasi ekosistem pesisir melalui penanaman 10.000 bibit mangrove jenis Avicennia Marina di kawasan terdampak abrasi Sigar Penjalin, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Program ini menjadi wujud nyata kontribusi Telkom dalam mendukung agenda global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-13 tentang penanganan perubahan iklim, tujuan ke-14 tentang pelestarian ekosistem laut dan pesisir, serta tujuan ke-15 tentang perlindungan ekosistem daratan.

Ketiga tujuan tersebut mencerminkan pentingnya upaya kolektif dalam merawat bumi, menjaga keseimbangan alam, dan memastikan keberlangsungan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

Kegiatan penanaman yang berlangsung pada bulan Mei 2025 ini dilandasi oleh hasil survei lapangan yang mengungkap bahwa luas wilayah abrasi di lokasi tersebut mencapai sekitar 2,5 hektar.

Ketika air laut pasang, kawasan permukiman di sekitar area tersebut berada dalam risiko tinggi terhadap banjir rob dan erosi garis pantai, terlebih karena Lombok Utara tergolong sebagai kawasan rawan gempa dan tsunami akibat adanya patahan aktif Flores Back Arc Thrust, sebagaimana disampaikan oleh BBMKG Wilayah III Denpasar.

Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap dampak bencana. “Kami percaya bahwa menjaga keberlanjutan pesisir bukan hanya tanggung jawab ekologis, tetapi juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa inisiatif korporasi bisa berkontribusi secara langsung terhadap target-target SDGs, khususnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan darat secara berkelanjutan,” ujarnya.

Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami terhadap abrasi, penyerap emisi karbon, penyaring polusi air laut, sekaligus habitat penting bagi berbagai jenis biota laut. Untuk itu, metode yang digunakan dalam program ini dirancang agar efektif dan ramah lingkungan, yakni dengan teknik penanaman rumpun berjarak serta pendekatan Pelindung Tanaman dari Sampah (PTS) yang berfungsi menjaga bibit dari gelombang dan polusi laut.

Lebih dari sekadar penanaman pohon, program ini juga menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam proses restorasi. Telkom melibatkan warga lokal sejak tahap pembibitan hingga monitoring rutin, sekaligus memberikan edukasi lingkungan hidup agar masyarakat dapat menjaga kawasan mangrove secara mandiri dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan berbasis komunitas ini, Telkom tidak hanya memperkuat ketahanan ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim dan abrasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat secara sosial dan ekonomi.

Inisiatif ini diharapkan menjadi model kolaborasi yang berkelanjutan antara dunia usaha, masyarakat, dan lingkungan untuk masa depan yang lebih hijau dan inklusif.


#ElevatingYourFuture



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers