Zero Waste, Cara SPPG Banyuwangi-Magelang Kelola Pangan

FOTO : SPPG Banyuwangi–Magelang bukan hanya dapur, tetapi sistem yang berpikir jauh ke depan. Mereka mengajarkan bahwa pangan bergizi bisa berjalan seiring dengan kepedulian lingkungan.

Indra

Magelang, HARIANRAKYAT — Di tengah tantangan global soal limbah makanan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banyuwangi–Magelang menunjukkan cara berbeda dalam mengelola bahan pangan. Dengan menekankan konsep _zero waste,_ SPPG ini tak hanya efisien dalam pengolahan, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Sejak beroperasi pada 7 Oktober 2025, SPPG ini telah menjadi contoh penerapan sistem pangan modern yang minim sampah.

“Kami memastikan setiap bahan yang masuk ke dapur sudah sesuai gramasi dan bentuk potongan yang siap masak. Itu membuat proses produksi lebih cepat dan tanpa sisa,” ujar Hadi Pranoto, Ketua Yayasan Bina Bangsa, Penanggung Jawab SPPG.

Menariknya, bahan pangan yang dikirim ke SPPG telah dipersiapkan sebelum produksi. Seluruhnya sudah dalam kondisi bersih, terpotong, dan siap olah saat diterima dapur yang menunjukkan adanya kerja sama lintas sektor yang solid dalam memastikan standar mutu dan efisiensi proses pengolahan.

Hadi menambahkan, keberhasilan SPPG yang melayani 3.542 penerima manfaat ini tidak hanya terletak pada efisiensi bahan, tetapi juga pada sistem digitalisasi yang digunakan. Setiap _gastronom food_ pan di SPPG kini dilengkapi barcode yang memungkinkan pelacakan bahan, berat, kondisi, dan jumlahnya secara real time.

“Teknologi ini membuat pengawasan lebih transparan dan akurat, sekaligus meminimalkan potensi kesalahan dalam distribusi bahan,” jelasnya.

Selain itu, fasilitas _chiller_ dan _freezer_ berkapasitas besar dengan pengaturan suhu presisi memastikan bahan tetap segar hingga waktu masak tiba. Adapun sisa makanan dari MBG yang dikembalikan tetap diolah menggunakan alat khusus yang memisahkan gas dan timbal, sehingga menghasilkan cairan ramah lingkungan yang siap dibuang tanpa mencemari alam.

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, mengapresiasi langkah inovatif tersebut.

“SPPG Banyuwangi–Magelang bukan hanya dapur, tetapi sistem yang berpikir jauh ke depan. Mereka mengajarkan bahwa pangan bergizi bisa berjalan seiring dengan kepedulian lingkungan,” ungkap Hida di Magelang, Sabtu (25/10).

Ia menilai pendekatan digital dan pengelolaan limbah yang diterapkan SPPG sebagai standar baru dalam tata kelola dapur bergizi nasional.

“Teknologi barcode, sistem sortir, hingga alat pengolah sisa makanan adalah ekosistem inovatif yang harus diperluas. Jika pola seperti ini diterapkan di semua SPPG, kita tidak hanya menekan food waste, tetapi juga menciptakan sistem pangan nasional yang lebih berkelanjutan,” tuturnya.

Dengan sertifikasi SLHS dan IKL, SPPG Banyuwangi–Magelang kini menjadi simbol efisiensi, inovasi, dan tanggung jawab lingkungan dalam setiap hidangan bergizi yang mereka sajikan.



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers