Puji Harpa

Jakarta, HARIANRAKYAT – Teknologi digital menjadi salah satu faktor penting dalam mengakselerasi transformasi pendidikan Indonesia. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong dan memfasilitasi transformasi digital dalam pembelajaran dan manajemen satuan pendidikan melalui berbagai platform digital serta program pengembangan kapasitas guru agar lebih melek digital.

“Saat ini kita sangat terbantu dengan teknologi, baik itu dari sisi pendidik, perencanaan sekolah, hingga operasional, sehingga semua platform yang dihadirkan tersebut betul-betul mampu menjadi penguat, dan mampu membersamai semua kebijakan-kebijakan lain yang diambil oleh Kemendikbudristek,” disampaikan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, Muhammad Hasan Chabibie, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) berjudul “Menjadi Guru Melek Digital di Era Kiwari” pada Kamis, (16/11).

Hasan menyampaikan beberapa platform digital di dalam ekosistem teknologi Kemendikbudristek yang diperuntukkan kepada para guru dan manajemen satuan pendidikan, di antaranya akun Belajar.id, Platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah. “Platform digital itu menjadi titik ungkit dari proses peningkatan kualitas pendidikan kita,” ujarnya.

Agar berbagai platform yang disediakan Kemendikbudristek tersebut bisa dikenal, dikuasai, dan dimanfaatkan secara maksimal, Kemendikbudristek melalui Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) melakukan kolaborasi dengan komunitas belajar yang terdiri dari para Duta Teknologi. Sebanyak 207 guru yang terpilih menjadi Duta Teknologi terlibat aktif untuk menginspirasi para guru lain agar memanfaatkan platform teknologi guna menghadirkan pembelajaran yang menarik dan inovatif. 

“Duta Teknologi adalah etalase berjalan yang membersamai rekan-rekan sejawatnya untuk bisa menguasai dan memanfaatkan beragam platform yang tersedia dengan baik, sekaligus menjadi inspirator dan percontohan berbagai praktik baik dalam dunia pendidikan Indonesia,” kata Hasan.

Para Duta Teknologi adalah guru terpilih dari kompetisi Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun sejak tahun 2017. “Dalam dua tahun terakhir terutama selama pandemi Covid-19, platform teknologi ini terbukti bisa menunjang proses implementasi berbagai terobosan Merdeka Belajar secara lebih cepat dan efisien,” ujar Kapusdatin.

Duta Teknologi, kata Hasan, merupakan jangkar untuk mewujudkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga para guru diminta untuk terus belajar dan memanfaatkan teknologi, agar dapat memberikan nilai tambah dalam proses belajar mengajar di sekolah masing-masing. “Kompetisi Duta Teknologi diadakan setiap tahun, dan para guru diundang untuk berpartisipasi, belajar, berbagi, dan menjadi bagian dari jangkar teknologi pendidikan Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, pemanfaatan platform-platform digital yang telah disediakan Kemendikbudristek juga terus dilakukan sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka di 38 provinsi. Selain Duta Teknologi, komunitas lain yang juga aktif mengadvokasi pemanfaatan platform digital adalah adalah 34 Kapten Belajar.id yang merupakan guru terpilih yang menggerakkan adopsi pemanfaatan akun Belajar.id di provinsi masing-masing.

Dalam webinar tersebut hadir tiga narasumber lain, yakni  Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Dasar (PNFD) Dinas Pendidikan Kabupaten Nias, Juniell Mendrofa; Penerima Anugerah Daerah Jawara Belajar.id Kategori Wilayah 3T dan Duta Teknologi Provinsi Jawa Timur tahun 2022, Eka Nurviana Fatmawati; dan Duta Teknologi Provinsi Papua tahun 2023, Jean Soffian Banundi.

Kepala Bidang Pembinaan PNFD di Dinas Pendidikan Kabupaten Nias, Juniell Mendrofa, menekankan peran kunci Dinas Pendidikan dalam menggerakkan berbagai kegiatan pendidikan. Kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS), kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pengawas sekolah, dan himpunan penyelenggara pendidikan anak usia dini (HIMPAUDI), sangat penting dalam mewujudkan program-program pendidikan, khususnya di era digital.

“Peran Dinas Pendidikan sangat penting dalam melakukan kolaborasi dan kerja sama, untuk mengumpulkan semua potensi yang ada di dalam lingkup Dinas Pendidikan,” ucapnya.

Dinas Pendidikan Kabupaten Nias aktif mempromosikan dan mengoptimalkan akun Belajar.id, serta mendorong penggunaan platform Merdeka Belajar untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Bantuan berupa Chromebook yang disertai Google Workspace for Education pun telah diterima dengan baik di sekolah-sekolah untuk memberikan dukungan yang signifikan dalam proses pembelajaran. 

“Meskipun jaringan listrik dan internet menjadi hambatan, Dinas Pendidikan terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui pelatihan, webinar, dan kerja sama dengan mitra lokal,” ujar Juniell yang daerahnya terpilih menjadi salah satu penerima Anugerah Daerah Jawara Belajar.id Kategori Wilayah 3T dalam Anugerah KiHajar 2023.

Dinas Pendidikan Kabupaten Nias berencana untuk bekerja sama dengan Dinas Kominfo untuk meningkatkan infrastruktur teknologi dan internet di daerah tersebut. 

Juneill  menekankan pentingnya komitmen bersama dalam penganggaran untuk memajukan pendidikan dengan teknologi informasi.

“Keberpihakan terhadap dunia pendidikan semakin meningkat, dan komitmen jangka panjang akan diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal,” tuturnya.

Dari sisi pendidik, Jean Soffian Banundi, menyatakan bahwa ia memiliki satu tujuan utama yakni berbagi pengalaman tentang integrasi TIK dalam pembelajaran. Ia menekankan perlunya melibatkan rekan-rekan guru secara bertahap untuk mengubah proses pembelajaran.

“Di Kabupaten Waropen, terdapat beberapa tantangan utama berupa kurangnya kemauan dari rekan-rekan guru; serta kendala listrik, jaringan, dan fasilitas. Meskipun demikian, saya terus melakukan pendekatan personal, memberikan motivasi, dan mendampingi mereka untuk tetap semangat dalam meningkatkan kompetensi digital,” ungkap Duta Teknologi Provinsi Papua 2023 ini.

Jean memberikan pendekatan konkret dengan melakukan proses terbimbing di daerahnya. Melalui platform digital seperti Google Classroom, ia membimbing rekan-rekan guru untuk mengenal teknologi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. “Literasi digital sangat penting, sehingga perubahan harus dilakukan secara bertahap,” katanya.

Hal serupa dikemukakan Duta Teknologi 2022, Eka Nurviana Fatmawati yang berbagi pengalaman suksesnya sebagai guru melek digital. Menurutnya, guru perlu memperluas pengalaman melalui uji coba dan eksperimen teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Integrasi teknologi dalam kelas memungkinkan guru menyajikan materi ajar dengan lebih efektif dan menciptakan pembelajaran bermakna,” katanya.

Eka menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran karena kita berada di era digital. Dengan siswa yang umumnya memiliki gawai, guru harus memanfaatkan potensi ini. Menjadi Duta Teknologi berarti menjadi ikon guru inovatif yang terus bereksperimen dengan berbagai platform dan media pembelajaran teknologi, seperti pembelajaran interaktif, video simulasi Augmented Reality, dan lainnya. 

“Guru adalah pembelajar sepanjang hayat, maka dari itu guru harus terus belajar, keluar dari zona nyaman, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan,” pungkas Eka.


BACA JUGA :

www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers