Rencana Merger BUMN Karya, WIKA Bangunan Gedung (WEGE) Tunggu Arahan Dari Induk

FOTO : Kiri-Kanan: Direktur Operasi II WEGE Dwi Purnomo, Direktur Operasi I WEGE Bagus Tri Setyana, Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko WEGE Hartanto Karti Raharjo, dan Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran WEGE Tomo Dwi Hasputro.

Wono

Jakarta, HARIAN RAKYAT - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE),  Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini mengungkapkan perihal rencana merger perusahaan-perusahaan BUMN sektor konstruksi atau BUMN Karya  yang dipimpin Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.

Purba Yudha, Corporate Secretary WEGE mengaku masih menunggu petunjuk dan  arahan dari perusahaan induk yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Ia mengatakan untuk saat ini WEGE masih fokus terhadap lini bisnis yang dijalankan oleh perseroan.
 
"Jadi fokusnya kalau tidak salah memang dari level holding dulu, lalu nanti setelah penataan holding, kemudian baru ke anak perusahaan. Tapi  kapan dan waktunya kami belum dapat update, tapi diperkirakan untuk range waktunya mungkin sampai akhir 2026,” kata  Purba,  dalam acara  Media Gathering, di Jakarta, Rabu (15/10/25).

Seiring proses merger yang memakan waktu cenderung lama, Purba menjelaskan bahwa sebelum proses merger dibutuhkan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terlebih dahulu untuk permohonan izin kepada para pemegang saham.

"Sebagai bagian dari proses mergernya, nanti harus ada RUPSLB untuk meminta izin pemegang saham. Sampai sekarang memang belum ada info terkait RUPSLB. Kalau sampai sekarang belum ada pemberitahuan RUPSLB, mungkin bisa bergeser ke tahun depan," tutur Purba.

Sementara itu, Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran WEGE,  Tomo Dwi Hasputro menuturkan merger perusahaan-perusahaan BUMN Karya akan memberikan keuntungan, karena akan menciptakan persaingan lebih sehat seiring semakin sedikitnya perusahaan BUMN Karya. 

“Kita membayangkan tujuh perusahaan BUMN (Karya), kami kebetulan anaknya WIKA. Yang tadinya bersaing tujuh jadi tiga kan, peluangnya lebih besar,” ujar Tomo.

Seperti diberitakan diberbagai media,  PT Danantara Asset Management (DAM) selaku entitas usaha BPI Danantara, menyatakan berencana melebur seluruh BUMN Karya menjadi 3 entitas dengan kinerja keuangan yang sehat. 

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengharapkan proses konsolidasi itu dapat rampung satu per satu hingga akhir 2025.

Dalam rencana awal yang dijelaskan oleh Erich Thohir selaku eks-Menteri BUMN pada 2024, konsolidasi itu akan mencakup: peleburan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ke PT Hutama Karya; PT Nindya Karya dan PT Brantas Abipraya melebur ke PT Adhi Karya Tbk (ADHI); dan WIKA yang dilebur ke PT PP Tbk (PTPP).   ***



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers