Sespim Lemdiklat Polri menggelar dialog kebangsaan dengan tema "Strategi cooling system dalam pengamanan Pemilu" di Gedung Utaryo, Sespim Polri. Senin (10/7/23).
Berbicara bagaimana pemerintah yang kuat, Karo Binmas Baharkam Polri Irjen Hary Sudwijanto selaku pemberi materi mengatakan, pemerintah yang kuat adalah pemerintah yang mempunyai legitimasi kekuasaan yang dilakukan untuk mengatur negara, pemerintah memiliki hak penuh dalam mengatur semua kepentingan rakyat, pemerintah yang tidak terikat dan tidak tunduk kepada kekuasaan.
Selain itu, Ia juga menyampaikan Pemilu 2024 merupakan momen regenerasi pemerintahan. Menurut Irjen Hary, pemerintah baru harus bisa membuat fondasi untuk memaksimalkan bonus demografi dan Indonesia emas 2024.
"Visi Indonesia 2045 ini dibangun dengan empat pilar berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan pemantapan ketahapan nasional dan tata kelola kepemerintahan" jelasnya.
Sementara itu, Kasespim Lemdiklat Polri Irjen. Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. menyampaikan mengenai dasar tema strategi cooling system dalam acara dialog kebangsaan itu. Dia menjelaskan Polri harus siap mewaspadai potensi konflik yang mungkin terjadi di Pemilu 2024.
"Latar belakang mengangkat tema strategi Cooling System dalam pengamanan pemilu 2024, sebagai agenda kontestasi Politik Nasional. Konflik yang berpotensi terjadi pun bisa berupa konflik terpendam maupun konflik terbuka. Untuk meredam itu, Polri menggunakan strategi Cooling System yang berprinsip prediktif, responbilitas, transparansi, tuntas, dan netralitas," kata Prof Chryshnanda dalam sambutannya seperti dalam keterangan tertulis, Senin (10/7/2023).
Pernyataan senada juga disampaikan Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri Brigjen Pol Nasri, S.I.K., M.H. Dia mengatakan cooling system Polri dibangun dengan kolaborasi dan sinergi bersama KPU, Bawaslu, TNI dan Pemda, serta Parpol.
"Oleh sebab itu, Polri bersifat proaktif dalam menjalankan fungsi preemtif dan preventif, proaktif dalam menemukan langkah solutif, hingga mendirikan posko terpadu," ujar Nasri.
Sementara itu, Kasenat Sespimmen Serdik Nopta Histaris Suzan, S.I.K, M.Si., mengatakan cooling system dimulai dengan deteksi dini melalui rencana kegiatan, prediksi, antisipasi, dan penggalangan.
"Kemudian dari hasil tersebut, dinamika pemilu dapat dipetakan dan diantisipasi. Sistem tersebut dijalanankan dengan netralitas sehingga pemilu dapat berlangsung dengan aman, sukses, dan kondusif," ujarnya.