Puji Harpa

Lembang, HARIANRAKYAT -- Kotak Pandora dalam mitologi yunani berisi berbagai penyakit wabah kekecewaan kedukaan dan banyak hal yang menyedihkan lainnya. Namun yang terakhir dari kotak pandora itu adalah harapan. Dari situlah segala duka akan ada suka. 

Harapan mengingatkan kita masih ada kekuatan Yang Maha Kuasa untuk berserah bukan berpasrah. Dalam suasana yang seakan ambyar sekalipun sejatinya masih ada harapan untuk mereformasi. Melakukan kebaikan dan perbaikan kadang ibarat memberi terang dan kabut hitam kematian. Harapan akan ada tatkala jiwa manusia memiliki semangat kebaruan. Apapun kondisinya, apapun daya yang tersisa asal tidak ada kata putus asa.

Serangan kaum mapan dan nyaman bukan main main, mereka bisa melakukan jemputan kematian atas hidup dan kehidupan. Hati miris menghadapinya mereka bagai naga yang punya sumber daya dan kuasa, bisa melakukan apa saja. Kaum tempered radical yang berani membuka kotak pandora. Harapan kaum ini untuk mengalahkan naga. Mereka bisa dianalogikan bagai Perjuangan Pandawa  menegakkan kebenaran dan keadilan. 

Para Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) sejak kecil sudah menjadi anak yatim karena ayahnya Raja Pandu meninggal dunia. Perlakuan tidak adil dari pihak kurawa selalu saja diterina dengan penuh kesabaran dan keluhuran budi. Penderitaan demi penderitaan mengasah budi dan kesaktian para Pandawa. Perang Baratayudha sebagai puncak penyelesaian konflik untuk menegakan kebenaran dan keadilan. 

Kaum kebanyakan memilih sebagai safety player. Mereka kaum yang cari enaknya, mencari untungnya saja. Numpang madhang modal cangkeman. Sawrgo nunut nroko endo. Menjilat dan hidup dalam ketiak orang lain. Tatkala diadu maka yang dilakukan lempar batu sembunyi tangan. Tidak akan memiliki kepekaan apalagi kepedulian.

Kaum ini kutu loncat, kritis tatkala tidak kebagian. Mereka cinta kekuasaan namun tidak mencintai pekerjaannya. Apa yang dipikirkan sebatas bagaimana dapat mengais sumber daya danan ikut dominan dalam pendistribusian sumber daya. Kekuasaan kewenangan dan kekuatannya dikerahkan bagi pasarnya "wani piro oleh piro". Kaum ini rela membayar di muka asal dikemudian hari ikut mendominasi dan menguasai sumber sumber daya yang ada.

Kaum tempered radical dapat dipahami sebagai kelompok atau golongan yang diluar dari main stream, yang berpikir berbeda “out of the box”. Kaum ini seringkali dianggap aneh cara pandangnya di luar cara mememandang pada umumnya “vokal tetapi loyal”. Menganut nilai-nilai yang berbeda dan berjuang untuk menegakan dan menemukan keutamaannya. Orang-orang yang tergolong tempered radical memiliki kepekaan dan kepedulian serta belarasa terhadap institusinya, walau kadang dianggap sebagai duri dalam daging.

Mereka mengkritisi dengan membuat otokritk yang pahit dan keras namun, ibarat memasukan virus bukan untuk mematikan melainkan untuk kekebalan dan kekuatan serta ketahanan. Merekalah sebenarnya sebagai early warning system untuk membuka kitak pandora reformasi bagi adanya kebaikan dan perbaikan. 

Pada birokrasi yang patrimonial, sarat dengan nuansa feodalisme orang-orang tempered radical biasanya akan disingkirkan, dianggap benalu, bahkan bisa dimatikan hidup dan penghidupanya. Karena dianggap sebagai pengganggu kenyamnan dan kemapanan yang sleama ini dinikmatinya.

Dalam mengembangkan dan membangun inisiatif anti korupsi dan membangun capacity building, orang-orang tempered radical haruslah ditemukan terlebih dahulu sebagai penjuru, pilar-pilarnya, agen-agen perubahan, baru bangun sistemnya.

Mengapa demikian? Orang yang tergolong tempered radical ini sebagai pejuang yang berani menjadi fighter melawan arus bahkan, sang naga preman birokrasi. Di situlah letak loyalitasnya, dalam menegakkan keyakinan dan kebenaran yang diyakininya walaupun susah payah dan mengalami banyak kesulitan di jalan terjal berliku tetap gigih untuk terus maju, pantang menyerah. Militansinya tidak diragukan lagi bagi kemajuan dan kekuatan organisasi untuk tumbuh menjadi sehat, rasional dan anti KKN. Tidak serta merta dengan mudah menemukan orang-orang tempered radical, namun memberi peluang dan apresiasi kepada orang-orang yang baik dan benar untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang, sehingga kualitas mereka akan terus meningkat.

Proses memberi tempat bagi orang baik dan benar sangatlah efektif untuk menemukan para tempered radical. Tatkala mereka memimpin maka loyaitas,ketulusan hatinya, kepekaan dan kecerdasan berpikirnya bermanfaat bagi kemajuaan institusi.

 

Cdl

Wings Air 110723



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers