Dodi

Banten, HARIANRAKYAT - Pada malam pergantian tahun, Desa Wisata HIRAU menjadi saksi penyelenggaraan Pentas Seni Megantara Aji, salah satu muatan acara Program MEGANTARA 2023 yang diselenggarakan oleh Forum Pelestari Pencak Silat Keris Indonesia (FPPSKI) pada 31 Desember 2023. Acara ini berkolaborasi dengan PPPSI Korwil Banten dan Pihak Pengelola Desa Wisata HIRAU, Parigi, Cikande, Serang Banten. Acara ini merupakan salah satu muatan dari Program MEGANTARA 2023 yang bertujuan untuk mengedukasi melalui dramatisasi pencak silat, selain itu acara ini juga bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan falsafah yang terkandung dalam Keris, mewujudkan karakter dan jatidiri generasi muda Indonesia. Melibatkan beberapa pemeran remaja, acara ini menampilkan cerita epik berjudul "Cerita Falsafah Keris Dapur Carubuk."

Cerita dimulai dengan menggambarkan Kadipaten Parigi Serang yang dulunya sejahtera dan damai dengan sebutan "Gemah Ripah Loh Jinawai." Namun, kehidupan harmonis ini berubah drastis ketika musim kemarau yang panjang menimbulkan kekacauan dan penjarahan di kadipaten tersebut. Adipati Megantara yang bijaksana sedang menjalankan misi di kadipaten lain, sehingga tampuk kepemimpinan diambil alih oleh Danang Aji, seorang penasihat terpercaya Adipati Megantara. Pentas Seni Megantara Aji memukau penonton dengan menyajikan konflik dan peristiwa dramatis dalam kehidupan kadipaten. Pemeran utama, seperti Keyla Tuahena, Nurul, Fahrezi, Zahra, Alka Tuahena, Cantika, Suban, Nabila, dan Fahrozi, berhasil menghidupkan karakter-karakter dalam cerita ini.

Melalui cerita ini, FPPSKI ingin menyampaikan pesan penting bahwa Keris bukan hanya benda mati, melainkan merupakan warisan budaya adiluhung yang membawa pesan-pesan filosofis. FPPSKI mengajak generasi muda untuk memahami nilai-nilai seperti penerimaan, ikhlas, dan bersyukur dalam menghadapi ujian kehidupan. Salah satu momen penting dalam cerita adalah mengenai kepemimpinan Adipati Megantara yang bijaksana dan masyarakat petani ulung, namun segalanya berubah ketika mayoritas petani gagal panen akibat kemarau. Penjarahan dan kekacauan merajalela, dan kepemimpinan diambil alih oleh Danang Aji, penasihat terpercaya Adipati Megantara. Puncak dramatis terjadi saat Jati Seto, salah satu penduduk, membangkang terhadap kebijakan Danang Aji. Fitnah dan ketakutan menyebar di antara penduduk, dan Ambar Jagat, seorang Telik Sandi Kadipaten, menyampaikan rencana pemberontakan.

Dalam pesan yang disampaikan melalui drama, Adipati Megantara, yang sedang menjalankan misi di Kadipaten Jaga Karsa, mengingatkan akan pentingnya persatuan dan kerjasama dalam menghadapi ujian kehidupan. Melalui simbolisasi Keris Dapur Carubuk dengan Pamor Beras Wutah, Adipati Megantara menyampaikan pesan bahwa manusia harus mampu menerima baik yang disukai maupun tidak, seperti bumi yang menerima biji baik atau buruk. Dalam cerita ini menjelaskan bahwa Keris "Carubuk" memiliki makna dan falsafah "bagaikan bumi," yang mengajarkan manusia untuk ikhlas dan menerima segala kehendak Tuhan. Sikap ini tidak hanya mencerminkan penerimaan apa adanya, melainkan kesediaan untuk menerima hasil usaha dan ikhtiar dengan tawakal kepada Tuhan. Dapur Carubuk juga mengajarkan untuk selalu mengingat asal, menjalani hidup sesuai garis yang telah ditetapkan, dan memiliki sikap batin yang mampu menerima ikhlas segala kehendak-Nya. Pamor Beras Wutah melambangkan harapan agar manusia mampu mengelola aktivitasnya dengan baik, tekun, dan penuh keberhati-hatian.

Dengan demikian, drama "Cerita Falsafah Keris Dapur Carubuk" menjadi pengingat akan pentingnya sikap penerimaan, ikhlas, dan bersyukur dalam menghadapi ujian kehidupan. Pesan dari Adipati Megantara melalui simbolisasi Keris Dapur Carubuk dan Pamor Beras Wutah mengajarkan tentang arti "bagaikan bumi," yaitu manusia harus mampu menerima baik hal yang disukai maupun tidak, sebagai bagian dari warna kehidupan. Pentingnya sikap batin yang mampu menerima ikhlas segala kehendak-Nya setelah melakukan upaya dan ikhtiar. Sikap ini memandang bahwa usaha dan perjuangan dalam hidup bukan semata-mata untuk nafsu dan ambisi, tetapi sebagai kewajiban manusia. "Pamor Beras Wutah" melambangkan kondisi, harapan, dan keinginan agar manusia mampu mengelola segala aktivitas dengan baik, tekun, dan penuh keberhati-hatian, sehingga dapat membawa kemakmuran bagi diri sendiri, sesama, dan negeri. Dengan demikian, pemahaman akan penerimaan, ikhlas, dan bersyukur atas kehendak Tuhan menjadi kunci untuk tidak lelah dan tidak putus asa menghadapi tantangan hidup. Sikap ini memuat perilaku yang mengutamakan kemakmuran dan kebaikan bagi semua.

Pentas Seni Megantara Aji menjadi sebuah peristiwa budaya yang mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan hidup, melalui penyajian Pencak Silat yang sarat makna. Forum Pelestari Pencak Silat Keris Indonesia (FPPSKI) berkomitmen untuk terus menggelorakan semangat kearifan lokal dan memperkuat identitas bangsa Indonesia melalui kebudayaan. Acara ini sukses menggambarkan makna dan nilai-nilai dalam falsafah Keris Dapur Carubuk, memukau penonton dengan drama pencak silat yang penuh semangat. Pentas Seni Megantara Aji telah berhasil menjadi bagian tak terpisahkan dari Program MEGANTARA 2023, meninggalkan kesan mendalam tentang kekayaan budaya Indonesia dan pesan-pesan kebijaksanaan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers