Terima Perangkat IFP, Guru dan Siswa SMAN 4 Kendari Merasakan Proses Belajar Lebih Menarik dan Kaya Kreativitas

FOTO : Pembelajaran melalui IFP di SMAN 4 Kendari, Sulawesi Tenggara, membuat proses belajar menjadi lebih menarik, kaya akan kreativitas dengan pola interaktif. (Foto: istimewa)

***

Jakarta, HARIANRAKYAT -- Digitalisasi Pembelajaran jadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo sebagai bagian dari transformasi sistem pendidikan nasional yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Digitalisasi Pembelajaran merupakan program yang berbasis Inpres, Perpres, dan ada keputusan dalam rapat terbatas sidang kabinet," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, di acara Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu malam, 22 Oktober 2025.

Hingga Agustus 2025, pengiriman interactive flat panel (IFP) atau papan interaktif digital tahap pertama tengah berlangsung untuk 288.865 sekolah sasaran, meliputi 64.191 PAUD, 149.268 Sekolah Dasar (SD), 43.520 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 14.829 Sekolah Menengah Atas (SMA), 11.697 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2.360 Sekolah Luar Biasa (SLB), serta 3.000 (Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

"Saya berharap semua perangkat digitalisasi pembelajaran yang diberikan ke sekolah sasaran rampung dan sudah bisa digunakan pada Desember 2025," katanya.

Mu'ti mengatakan, program ini tidak hanya sebatas distribusi perangkat, tetapi juga penyediaan konten edukasi, dan peningkatan kapasitas guru. “Sekolah-sekolah penerima IFP akan mendapat bimbingan teknis agar mampu memanfaatkan fitur secara optimal dalam proses pembelajaran,” katanya.

Ditegaskan, konfirmasi kesiapan sekolah penerima terus dilakukan sebelum perangkat dikirimkan.  “Dengan begitu, program digitalisasi ini benar-benar tepat sasaran dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran,” tegasnya.

Ia menjelaskan, IFP memungkinkan guru dan murid lebih interaktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perangkat canggih ini memungkinkan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas bisa menjadi lebih interaktif.

Selain IFP, sekolah juga akan menerima perangkat pendukung seperti laptop, media penyimpanan konten pembelajaran (external hard disk), serta paket konten edukasi digital yang sudah terpasang.



Tidak berhenti di situ, Mu'ti juga sudah menyiapkan target untuk tahun 2027-2029. Ia berharap dalam rentang 5 tahun pemerintahannya ada enam IFP di masing-masing sekolah.

Lebih jauh Menteri Mu'ti mengatakan, papan interaktif merupakan terobosan Kemendikdasmen yang belum pernah dilakukan di era sebelumnya.

"Program IFP kami harapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran digital di sekolah-sekolah di Indonesia, membuat proses belajar menjadi lebih menarik, serta kaya akan kreativitas dengan pola interaktif," kata Mu'ti.

Pada bagian lain, SMA Negeri 4 Kendari, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu sekolah yang telah menerima perangkat papan interaktif. Pihak sekolah mengaku merasakan betul manfaat program ini.

Chairunnisa, guru mata pelajaran agama di SMAN 4 Kendari, Sulawesi Tenggara, mengatakan, para siswa antusias melakukan aktivitas belajar dengan menggunakan IFP. 

"Manfaatnya dirasakan betul oleh para siswa dan guru. Suasana belajar mengajar jadi seru dan menyenangkan. Bahkan adanya IFP ini membuat kami serasa belajar di sekolah-sekolah di kota besar," katanya.

Soal pengoperasian perangkat ini Chairunnisa mengatakan, selama ini para pengajar mengaku tidak atau belum menemui kendala berarti. Ia mengatakan pengajar di SMAN 4 Kendari bisa mengoperasikan perangkat tersebut secara mendasar.



"Mungkin karena kami rutin menggelar kegiatan "Guru Belajar" yang rutin dilakukan setiap akhir pekan. Di situ kami belajar dan bertukar pikiran semua hal terkait dengan kegiatan mengajar di sekolah. Termasuk soal teknologi, mungkin itu sebabnya kami tahu cara mengoperasikan walau hanya sebatas dasarnya saja," terangnya.

Meski demikian, pengajar dengan pengalaman selama lebih dari 19 tahun itu mengaku dirinya antusias dengan rencana Kemendikdasmen meningkatkan kapasitas guru melalui bimbingan teknis IFP.

"Rencana yang bagus, dengan begitu kami mampu memanfaatkan fitur secara optimal dalam proses pembelajaran," pungkasnya.

Diketahui, program Digitalisasi Pembelajaran dirancang untuk menghadirkan keadilan dan pemerataan akses pendidikan berbasis teknologi, sekaligus memperkuat ekosistem digital classroom yang menyeluruh dan inklusif.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa progam ini jadi salah satu ikhtiar strategis dalam mewujudkan Asta Cita, khususnya pada poin 4, yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas akses pendidikan berkualitas, dan menguatkan daya saing bangsa.

“Di situ kita bisa memberi materi pelajaran yang terbaik, dan ini bisa bermanfaat terutama di daerah terpencil, tertinggal, terluar, maupun kota-kota yang kekurangan guru ahli,” ujar Presiden Prabowo saat peringatan Hari Pendidikan Nasional di Bogor, 2 Mei 2025 lalu. 

***



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers