Berkah Revitalisasi SMA Negeri 1 Ciseeng: Murid Nyaman, Ekonomi Menggeliat

FOTO : Mendikdasmen, Abdul Mu'ti paparkan capaian Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta. (Foto: Biro Komunikasi dan Humas Sekjen Kemendikdasmen)

***

Jakarta, HARIANRAKYAT -- SMA Negeri 1 Ciseeng, Kabupaten Bogor, merupakan salah satu satuan pendidikan penerima manfaat program revitalisasi.

Kepala Sekolah SMAN 1 Ciseeng, Cicih Sukarsih, beserta jajaran guru tak henti mengucap syukur atas penantian selama enam tahun yang akhirnya terwujud.

Sekolah ini akhirnya mendapatkan bantuan revitalisasi sekolah sebesar Rp2,160 miliar.

Revitalisasi mencakup perbaikan dan pembangunan sejumlah fasilitas penting. Di antaranya, rehabilitasi enam ruang kelas dan pembangunan enam ruang baru.

"Yang direhab itu ruang kelas. Sedangkan, yang ruang baru adalah ruang BK, ruang administrasi guru, UKS, laboratorium komputer, toilet, dan ruang OSIS,” papar Cicih.

Adapun fasilitas baru seperti ruang OSIS, BK, administrasi guru, laboratorium komputer, dan UKS dibangun di area yang sebelumnya merupakan lapangan voli dan bulu tangkis.

Cicih menambahkan, sebelumnya SMAN 1 Ciseeng tidak memiliki ruang BK dan laboratorium komputer.

Nanti, selesai revitalisasi, ruang BK dan laboratorium komputer akan difungsikan sesuai peruntukannya. Sementara ruang kelas tambahan akan membantu mengatasi kekurangan rombongan belajar. 



Sebelum direhabilitasi, lanjut dia, kondisi ruang kelas sudah tidak layak pakai. Atap ruang kelas sudah goyang, tidak kokoh. Kondisi ruang kelas menggangu kenyamanan siswa belajar karena khawatir roboh saat proses belajar mengajar.

Untuk itu, pihaknya mengajukan revitalisasi sejak tahun 2019. Namun, karena keterbatasan DAK (Dana Alokasi Khusus), proses pengajuan revitalisasi tidak kunjung disetujui.

Dana revitalisasi sekolah pun akhirnya diberikan Presiden Prabowo Subianto saat momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2025. "Alhamdulillah akhirnya tahun ini kami mendapatkannya,” ucap Cicih.

Selama proses rehabilitasi, sekolah menerapkan sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring. Adapun jumlah murid di SMA Negeri 1 Ciseeng, sebanyak 1.027 orang, dengan 29 rombongan belajar.

Jadi, untuk mengatasinya, siswa kelas 10 ditempatkan di bagian belakang dan kelas 12 di bagian depan, sedangkan untuk kelas 11 dibagi, lima kelas luring dan lima kelas daring.

Proyek yang ditargetkan selesai dalam 180 hari kerja ini diharapkan menjadi awal pengembangan sekolah. Murid-murid pun kata dia, dapat belajar dengan nyaman.

“Kalau sesuai MOU, pekerjaan ini selesai Desember. Jadi, kami harap dengan adanya bangunan-bangunan baru ini, anak-anak akan lebih nyaman dan fokus belajar tanpa khawatir bangunan runtuh,” ujarnya.

Pelaksanaan revitalisasi tak hanya berdampak bagi satuan pendidikan. Pelaksanaan revitalisasi yang dilakukan secara swakelola berdampak secara ekonomi bagi masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.

Acu (40), warga Putat Nutug, Ciseeng, mengaku pelibatan warga sekitar memberi manfaat secara ekonomi baginya dan empat rekannya yang lain. Kelimanya terlibat sebagai tukang dan buruh dalam proyek pekerjaan tersebut.

Selama 180 hari pengerjaan, ia mendapat bayaran yang bisa menutupi kebutuhan rumah tangganya. "Lumayan dapur bisa ngebul," kata Acu, yang enggan mengungkap besaran pendapatan yang ia terima.



Tak hanya Acu, bagi warga bernama Asnah, adanya proyek tersebut. Pemilik warung makan ini mengaku omzetnya naik sejak adanya proyek revitalisasi.

"Kalau bisanya yang makan paling hanya warga tapi sekarang pekerja proyek juga ikut makan. Kadang untuk sekadar sarapan hingga makan malam. Kalau makan siang alhamdulillah ramai," katanya.

 

 

Capaian 100 Hari Kemendikdasmen

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan atau Revitalisasi Sekolah menjadi salah satu terobosan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam satu tahun terakhir.

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan ini dikerjakan dengan sistem swakelola. Sistem itu mampu menyerap lebih dari 350 ribu tenaga kerja di seluruh Indonesia dan berdampak pada ekonomi nasional sebesar Rp27 triliun, melibatkan 72.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

“Prinsipnya, satu tahun ini adalah landasan kami untuk bekerja lebih baik lagi, modal kami untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, memperbaiki yang kurang, dan menyempurnakan yang sudah berjalan,” kata Mu'ti dalam kegiatan Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu malam, 22 Oktober 2025.

Mu'ti mengatakan, pihaknya melakukan beberapa terobosan terkait program Revitalisasi Satuan Pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK, termasuk satuan pendidikan khusus seperti SLB.

Menteri Abdul Mu'ti mengungkap, dari anggaran Rp16,9 triliun yang awalnya dialokasikan untuk 10.440 satuan pendidikan, kini meningkat menjadi dengan 16.140 satuan pendidikan, melampaui target semula.

Sebagian pembangunan bahkan telah rampung 100 persen. Melalui sistem swakelola, program ini juga berhasil menyerap lebih dari 350 ribu tenaga kerja, yang tidak hanya memperkuat sarana belajar tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata di berbagai daerah.

"Tahun ini sudah tanda tangan perjanjian kerja sama (PKS) untuk 16.140 satuan pendidikan. Dan sebagian saat ini sudah berjalan, sudah on progress. Bahkan sebagian sudah selesai 100 persen. Pencapaian ini jauh di atas target awal," ungkap Menteri Mu'ti.

"Hal ini merupakan bagian dari impact positif revitalisasi kepada peningkatan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja di daerah-daerah di Indonesia," ucapnya.

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan menjadi simbol kuat dari arah pembangunan Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran. Program tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur besar, tetapi juga infrastruktur dasar manusia, yakni pendidikan.

***



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers