Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Prodi HI UB Melalui Pengenalan 12 Nilai Perdamaian di SMAN 1 Sumberpucung

FOTO : Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (Unibraw) yang diketuai oleh Ibu Dian Mutmainah menyelenggarakan proyek pengabdian bertema "12 Nilai Perdamaian" di SMAN 1 Sumberpucung, Kabupaten Malang, diikuti 42 siswa SMA menjadi peserta dengan koordinasi dilakukan bersama Bapak Ahmad Sudana selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Ibu Sugiati, Jumat (27/9).

Viozzy

Malang, HARIANRAKYAT -- Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (Unibraw) yang diketuai oleh Ibu Dian Mutmainah menyelenggarakan proyek pengabdian bertema "12 Nilai Perdamaian" di SMAN 1 Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Sebanyak 42 siswa SMA menjadi peserta dalam kegiatan ini. Koordinasi dilakukan bersama Bapak Ahmad Sudana selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Ibu Sugiati, Jumat (27/9).

Proyek ini berangkat dari latar belakang maraknya tindak intoleransi, diskriminasi, dan bullying yang sering terjadi di kalangan remaja. Kecamatan Sumberpucung, sebagai salah satu daerah lumbung pekerja migran, dipilih karena relevansi isu sosial tersebut yang dinilai cukup tinggi.

Kegiatan ini berfokus pada dua tugas utama yang diberikan kepada siswa, yaitu mengategorisasikan 12 Nilai Perdamaian dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut pada berbagai kasus yang dipilih. Para peserta dibagi ke dalam lima kelompok yang masing-masing mengangkat isu berbeda.

Evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa masing-masing kelompok berhasil mengidentifikasi isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka.

Kelompok 1 menyoroti kasus bullying di sekolah dan pentingnya menghargai perbedaan.

Kelompok 2 juga membahas bullying, namun menghadapi tantangan dalam menerapkan nilai perdamaian secara konkret.

Kelompok 3 melihat pentingnya menghargai pelaku dan korban bullying sebagai bagian dari solusi perdamaian.

Kelompok 4 mengangkat fenomena "pilih-pilih teman" sebagai kasus utama, yang menekankan penerimaan terhadap perbedaan.

Sementara itu, Kelompok 5 fokus pada keterlambatan siswa di sekolah, dan menekankan pentingnya mengakui kesalahan serta memahami konflik.

Secara keseluruhan, evaluasi ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami dan mengaitkan nilai perdamaian dengan masalah sehari-hari, meskipun beberapa kelompok masih mengalami kesulitan dalam penerapan yang lebih konkret.

Selama kegiatan berlangsung, pre-test dan post-test dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep perdamaian. Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman siswa, terutama dalam melihat perbedaan etnis dan status sosial sebagai hambatan utama menuju perdamaian.

Para siswa juga lebih memahami pentingnya introspeksi, memaafkan, dan menerima keragaman sebagai langkah menuju harmoni sosial.

Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, terutama dalam mempromosikan nilai-nilai perdamaian di kalangan remaja, serta mendorong siswa untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial di sekitar mereka.



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers