Program Studi HI Unibraw Gelar Pendidikan Perdamaian Bertema "Integrasi Nilai Perdamaian dalam Pembelajaran"

FOTO : Ketua Program Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Perdamaian Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya, Mely Noviryani saat menyampaikan materi tentang apa yang dimaksud damai, pendidikan damai, budaya damai, dan bagaimana mengenalkan budaya damai di sekolah.

Viozzy

Bojonegoro, HARIANRAKYAT -- Tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi Hubungan Internasional bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus IV Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan Pelatihan Pendidikan Perdamaian dengan tema “Integrasi Nilai Perdamaian dalam Pembelajaran” pada tanggal 7 September 2024.

Pelatihan ini diperuntukkan bagi guru-guru dalam KKG Gugus IV Kecamatan Malo yang terdiri dari SDN Kacangan 1, SDN Kacangan 2, SDN Kemiri, dan SDN Dukohlor.

Melalui koordinasi dengan SDN Kacangan 1 dibawah pengelolaan Bapak Muhammad Nur Zakun, S.Pd., MM., sejumlah lebih dari 40 guru menjadi peserta dalam pelatihan ini.

Program Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Perdamaian yang diketuai oleh Mely Noviryani ini adalah program rutin yang selama hampir 8 tahun terakhir  diselenggarakan oleh Tim ini. Empat tahun terakhir program Pendidikan Perdamaian ditujukan bagi guru, setelah sebelumnya mentargetkan siswa-siswi SD, SMP, dan SMA sebagai peserta.

Yang melatar belakangi kegiatan ini adalah semakin maraknya kekerasan di sekolah belakangan terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Problem Intoleransi, Perundungan dan Kekerasan Seksual terjadi menjadi dosa besar Pendidikan di Indonesia belum terpecahkan dan upaya-upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan.

Kegiatan Pendidikan Perdamaian ini adalah salah satu dari upaya-upaya tersebut. Bojonegoro dipilih menjadi locus program Pendidikan Perdamaian ini salah satunya karena kasus kekerasan di sekolah cukup marak terjadi di Kabupaten ini.

Menurut data yang dirilis Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kekerasan di satuan Pendidikan sepanjang Januari sampai dengan Juli 2024 menempatkan Bojonegoro sebagai salah satu dari 15 Kota/Kabupaten yang terlibat kekerasan di sekolah sepanjang periode tersebut.

Salah satu kasus yang menyebabkan Bojonegoro masuk dalam daftar ini adalah kasus kekerasan seksual di sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten yang dilakukan oleh salah seorang gurunya yang berusia 23 tahun terhadap 8 siswanya. Kekerasan tersebut terjadi Selamat kurun waktu 5 bulan sepanjang September 2023 sampai dengan Januari 2024.

Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan materi yang dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama, Mely menyampaikan materi tentang apa yang dimaksud damai, pendidikan damai, budaya damai, dan bagaimana mengenalkan budaya damai di sekolah.

Pada sesi ke dua, peserta pelatihan diajak memahami toleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Setiap sesi diakhiri dengan sesi tanya jawab materi dan diskusi mengenai pengalaman guru-guru dari keempat sekolah dasar ini ketika berhadapan dengan kasus-kasus Intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual.

Pelatihan berlangsung selama lebih dari 3 jam dan peserta terlibat aktif dan antusias dalam diskusi, berbagi cerita, dan pengalaman. Pelatihan diawali dengan Pre-test dan diakhiri dengan Post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta pada materi yang diberikan. 



www.harianrakyat.com
Redaksi | Disclaimer | Dewan Pers