Jakarta, HARIANRAKYAT -- Safety player istilah untuk kaum yang hanya cari enaknya, cari untungnya sendiri saja. Tidak ada integritas dan moralitas. Sawrgo nunut nroko endo. Menjilat dan hidup dalam ketiak orang lain. Tatkala diadu maka yang dilakukan lempar batu sembunyi tangan, bahkan bisa menyalah-nyalahkan. Tidak akan memiliki kepekaan maupun kepedulian apalagi bela rasa.
Kaum ini dikatakan "unthul munyuk" bagai kutu loncat, teriak tatkala tidak kebagian. Diam ketika mblegedhu kekenyangan. Mbulet ruwet ikut ngrusuhi dan hanya cari peluang aman. Nyalinya mencari kesempatan dalam kesempitan. Nggandhul sana nggandul sini. Lagu kesukaannya di sini senang di sana kebagian. Kebanggaannya semu sarat kepura puraan yang diperbuat sebatas untuk seremonial dan supervisial atau dikata pseudo.
Mereka cinta kekuasaan tidak mencintai pekerjaannya. Yang dipikirkan sebatas untuk dapat mengais sumber daya dan ikut dominan dalam pendistribusian sumber daya. Kekuasaan kewenangan dan kekuatannya dikerahkan bagi menguasi pasarnya "wani piro oleh piro".
Kaum ini rela membayar di muka asal dikemudian hari ikut mendominasi dan menguasai sumber sumber daya yang ada. Premanisme, mafia di dalam dan di luar birokrasi akan berjajar bagai siput berlomba lari dengan kancil. Secepat sehebat larinya kancil tidak akan menang. Sehabat sekuat apapun kaum idealis akan dilibasnya. Karena semua sudah ngoyot, mengakar ada di mana mana. Kaum ini terbeli. Kaum waras menjadi lemas memalas pasarah diam daripada ribut gaduh toh tidak akan ada gunanya. Semua juga sudah direstui dan dilindungi para ndoro dan kaum kroninya.
Safety player tatkala ada kepentingan atau diminta pertanggungjawaban maka rekayasa akan dilakukan bahkan akan membeli wasit, panitia dan musuh musuhnya agar semua dapat dipertontonkan kehebatannya dengan rekayasa untuk memenangkan mereka.
Tatkala kaum ini merajalela dan sudah menjadi naga yang sangat berkuasa akan memilih dan terus mengembangkan, memelihara kaum safety player di mana mana. Idealismenya hanya sebatas kata namun otak dan hatinya lagi lagi baigaimana mengenyangkan diri dan kroni.
Kaum fighter sejati akan hanya merenungi kapan kabut hitam pergi. Seakan sudah takdir menjadi kutukan bagi yang berani tidak mengikuti, karena akan segera mati atau dimatikan hidup dan kehidupannya.
Cdl